Senin, 21 November 2011

Experimen 3 (Jaringan dan Organ pada Tumbuhan)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………………………..……….   -
KATA PENGANTAR ..………………………………………………………………………………………………………..  ii
DAFTAR ISI ..………………………………………………………….……………..………………………………………..  iii
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang ………………………………………………………………………………..……..    1
B.       Maksud dan Tujuan ……………………………………………………………….…………..…..   2
C.       Waktu dan Tempat ……………………………………………………………..………………….   3
BAB II PEMBAHASAN
    1. Alat dan Fungsi …………………………………………………………………………………..….    4
    2. Bahan dan Fungsi ……………………………………………………………………………..……    4
    3. Langkah-langkah Kerja ………………………………………………………………….……….    5
    4. Tabel Hasil Pengamatan ……………..…………………………………..………….…………    6
    5. Analisa Hasil …………………………………………………………………………………….……    7
BAB III PENUTUP                                                            
A.       Kesimpulan ……………………………………………………………………….………………….     8
B.       Saran …………………………………………………………………………………………………….    8
               
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
a.      Pengertian Jaringan
                        Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun pertumbuhan pada tumbuhan. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan. Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan (Brotowidjoyo, 1989).
b.      Macam–Macam Jaringan Tumbuhan
           Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau meristem dan jaringan dewasa atau permanen. Jaringan terdiri dari jaringan muda atau meristem, jaringan dasar atau parenkim, sklerenkim, xilem, dan floem.
            Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak di ujung batang       dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan meristem interkalar yang terletak diantara satu dan lainnya. Jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya. Jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil.
          Jaringan permanen dibagi menjadi dua yaitu jaringan epidermis dan jaringan parenkim. Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah mengalami deferensiasi. Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri, bentuknya pun relatif permanen serta rongga selnya besar. Sel perenkim terdapat di berbagai sebagian tumbuhan, bentuknya besar-besar dan berdinding tipis. Fungsi utama sel parenkim sebagai tempat cadangan makanan serta sebagai jaringan penyokong.
               Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi menjadi dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim. Jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong yang masih muda, jaringan yang berdinding tebal terutama pada sudut-sudutnya. Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel yang tidak elastis tetapi kuat. Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan dibagun dalam lapis yang sama di sekitar batas sel. Jaringan sklerenkim merupakan sel penunjang yang lebih umum, dinding sel sangat tebal. Sklerenkim merupakan komponen yang sangat penting pada penutup luar biji dan buah keras.
               Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-garam mineral. Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem, xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun hidup. Floem merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai unsur dengan tipe berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting di dalam floem adalah tabung tapis. Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas. Xilem dan floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung dan bagian ujung berlubang.
c.       Tumbuhan Dikotil

                    Kacang tanah merupakan tumbuhan dikotil (berordo rotales) dan dari familipapilionaceae. Arachis hypogeae atau kacang tanah merupakan tumbuhan berkeping dua yang memiliki lembaga dengan dua daun lembaga serta pucuk lembaga yang tidak memiliki pelindung yang khusus. Tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan yang memiliki biji berkeping dua yang merupakan cabang dari tumbuhan Angiospermae. Ciri tumbuhan dikotil adalah bercabang-cabang, berkambium, akar tunggang, pertulangan daun menyirip dan mempunyai ikatan pembuluh kolateral terbuka. Tumbuhan dikotil merupakn tumbuhan berkeping dua yang memiliki lembaga, dua daaun lembaga dan akar serta pucuk lembaga yang tidak memiliki pelindung khusus. Batang bagian bawah tanaman dikotil lebih besar daripada ujungnya, hal ini dikarenakan tumbuhan dikotil mempunyai kambium. Tumbuhan dikotil mempunyai cabang ikatan pembuluh kolateral berkambium, mempunyai akar tunggang dan pembuluh akut tersusun dalam lingkaran.

d.      Tumbuhan Monokotil
                          Tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri batang tidak bercabang, tidak berkambium, akar serabut, pertulangan daun sejajar dan mempunyai ikatan pembuluh koklea.Tumbuhan monokotil tidak memiliki cabang, ikatan pembuluh tertutup, tidak berkambium, mempunyai akar serabut, biji berkeping satu, dan jumlah biji tiga atau berkelipatan tiga.
B.     Tujuan Praktikum
                        Tujuan dari praktikum ini yaitu pengenalan jaringan untuk mengetahui perbedaan jaringan organ pada tumbuhan dikotil dan monokotil. Manfaat dari praktikum ini yaitu dapat mengetahui perbedaan-perbedaan jaringan organ pada tumbuhan dikotil dan monokotil.
C.     Waktu dan Tempat
                        Praktikum biologi (experiment 3 )  tentang jaringan dan organ pada  tumbuhan dilaksanakan pada hari Sabtu tangal 15 September 2011 pukul 10.00-11.00 wita. Bertempat di Laboratorium IPA SMA Neg. 21 Makassar.











BAB II
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN

A.      Alat – alat  dan fungsinya  :               
·        Mikroskop         : Untuk mengamati obyek
·        Coverglass        : Untuk menutupi obyek saat akan di amati
·        Objekglass        : Untuk meletakkan objek
·        Silet                   : Untuk menyayat bagian objek
·         Pipet tetes        : untuk mengambil air untuk di tetesi di bahan objek.         
·         Pinset                : untuk mengambil sel gabus pada batang ketela pohon.

B.      Bahan – bahan dan fungsinya :
·        Tanaman tebu sebagai tumbuhan monokotil.
·        Tanaman bayam sebagai tumbuhan dikotil.
·        Penampang daun, batang dan akar monokotil : Objek yang diamati
·        Penampang daun, batang dan akar dikotil : Objek yang diamati
·         Aqua : untuk memperjelas hasil pengamatan .
·         Tissu : untuk membersihkan kaca preparat sebelum di letakan pada microskop.

C.      Langkah – Langkah Kerja
§  Iris daun, batang, akar monokotil dan dikotil setipis mungkin.
§  Hasil irisan di letakkan pada kaca objek.
§  Tetesi dengan air aqua secukupnya.
§  Lalu amati di bawah microskop dengan ( pembesaran lemah  à kuat ).
§  Gambar hasil pengamataan.

D.     Analisa Hasil
        Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:
a.      Tumbuhan Monokotil (Tebu)
Objek Penelitian
Gambar
Keterangan


Sel Daun


Bentuk persegi panjang yang merupakan ruang sel, tidak memiliki inti sel (nukleus).



Sel Batang


   1) Epidermis                4) Xilem
   2) Korteks                    5) Floem
   3) Jaringan penyokong         
                                                                              
        

Sel Akar


   1) Epidermis                4) Xilem
   2) Korteks                    5) Floem
   3) Endodermis            6) Empulur












b)     Tumbuhan Dikotil (Bayam)
Objek Penelitian
Gambar
Keterangan


Sel Daun


Bentuk persegi panjang yang merupakan ruang sel, tidak memiliki inti sel (nukleus).



Sel Batang


   1) Epidermis           4) Floem
   2) Korteks               5) Kambium
    3) Xilem
        

Sel Akar

 
   1) Epidermis                4) Xilem
   2) Korteks                    5) Floem
   3) Endodermis           


Ø  Pembahasan
                      Berdasarkan hasil pengamatan tampak adanya jaringan-jaringan pada akar, antara lain epidermis yang biasa disebut kulit luar, floem atau pembuluh tapis, xilem atau pembuluh kayu dan epidermis, ini menunjukkan bahwa pada akar, batang, dan daun pada tumbuhan memiliki jaringan didalamnya. Xilem dan floem disebut jaringan pengangkut yang terdapat pada berkas ikatan pembuluh. Berkas pembuluh yang bentuknya khas menghadap ke dalam disebut xilem. Tumbuhan diantara xilem dan floem terdapat kambium.
                      Jaringan-jaringan yaang terdapaat pada tumbuhan dikotil dan monokotil berbeda. Batang tanaman monokotil terdiri atas tepi eksternal dan di tengah penuh empulur. Batang pada tanaman dikotil terdiri atas tiga daerah yaitu kulit, kayu, dan empulur.                                                                        
                      Perbedaan tumbuhan dikotil dan monokotil yaitu tumbuhan dikotil berakar tunggang bercabang, berkambium, batang bercabang, kolateral terbuka, pembuluh angkut teratur di dalam lingkaran. Tumbuhan monokotil berakar serabut, tidak berkambium, batang tidak bercabang, pembuluh angkut kolateral tertutup, pada akar pembuluh angkut tersebar.                              Xilem dan floem disebut jaringan pengangkut yang terdapat pada berkas ikatan pembuluh. Berkas pembuluh yang bentuknya khas menghadap ke dalam disebut xilem. Tumbuhan diantara xilem dan floem terdapat kambium.

















BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
        Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa akar, batang, dan daun tumbuhan memiliki jaringan yaitu jaringan meristem, kolenkim, dan parenkim. Di dalam akar terdapat xilem dan floem sebagai alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Tanaman monokotil dan tanaman dikotil semuanya memiliki xilem dan floem berfungsi sebagai jaringan pengangkut.
B.     Saran

§  Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maximal.
§  Kepada pengamat disarankan agar lebih teliti saat melakukan percobaan agar tidak terdapat gelembung udara yang bisa mempersulit pengamatan.
§  Dalam proses pengamatan objek dengan menggunakan microskop pengaturan focus sebaiknya dilakukan dengan pelan-pelan.
§  Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan di persiapkan terlebih dahulu, agar praktikan dapat berjalan dengan baik dan tidak terhambat.


Experimen 2 (Peristiwa Difusi dan Osmosis)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………………………………………..……….   -
KATA PENGANTAR ..………………………………………………………………………………………………………….…….   ii
HALAMAN PENGESAHAN …..……………………………………………………………………………………………………  iii
DAFTAR ISI ..………………………………………………………….………………………………………………………………..  iv
BAB I PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang ………………………………………………………………………………………………..    1
B.       Tujuan ………………………………………….……………………………………….…………………………   2
C.       Waktu dan Tempat ………………………………………………………………………………………….   2
BAB II PEMBAHASAN
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI TENTANG TRANSPORTASI MELEWATI MEMBRAN
    1. Alat dan Fungsi …………………………………………………………………………………………..….    3
    2. Bahan dan Fungsi ……………………………………………………………………………………..……    3
    3. Langkah-langkah Kerja …………………………………………………………………………….…….    3
    4. Gambar Hasil Pengamatan …………………………………………………………………………….  4-5
    5. Tabel Hasil Pengamatan ……………..……………………………………………………….………..    6
    6. Analisa Hasil …………………………………………………………………………………….……………   6-7
BAB III PENUTUP
A.       Kesimpulan ……………………………………………………………………………….…………………..    8
B.       Saran …………………………………………………………………………………………………………….     8
                DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………………………….     9

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

                  Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membran diferensial permeabel. Contoh peristiwa osmosis adalah kentang yang dimasukkan ke dalam air garam. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotic merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Jika sel ditempatkan dalam larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel mengkerut. Pristiwa ini disebut plasmolisis.
                  Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh peristiwa difusi yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar.
   Kecepatan difusi ditentukan oleh : jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak kinetik dan      jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat terjadi melalui dua cara:
a)      Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut lipid
b)      Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor.


·        HIPOTESIS
1.      Hipotesis Alternatif
a.      Ada perubahan massa kentang sebelum dan sesudah perlakuan.
b.      Ada pengaruh perbedaan konsentrasi larutan terhadap kecepatan osmosi pada  kentang.
2.      Hipotesis Nol
a.      Tidak ada perubahan massa kentang sebelum dan sesudah perlakuan.
b.      Tidak ada pengaruh perbedaan konsentrasi larutan terhadap kecepatan osmosis pada kentang.
B.      Tujuan
                  Tujuan dengan diadakanya praktikun biologi (experiment 2)   yang berjudul Transportasi melewati membran adalah :
1)      untuk mengetahui perbedaan proses transportasi zat secara difusi dan osmosis.
2)      Untuk menguji bagaimana peristiwa difusi dan osmosis pada kentang.
3)      Untuk mengetahui perbedaan pada percobaan proses difusi dan osmosis pada kentang, yaitu antara larutan gula dan air biasa.

C.      Waktu dan Tempat
                    Praktikum biologi (experiment 1)  tentang sel mati, sel hewan dan sel tumbuhan dilaksanakan pada hari Sabtu tangal 10 September 2011 pukul 10.00-11.00 wita. Bertempat di Laboratorium IPA SMA Neg. 21 Makassar.



BAB II
PEMBAHASAN
·        LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI ”TRANSPORTASI MELEWATI MEMBRAN (EXPERIMEN 2)
A.      Alat – alat dan fungsinya :   
·         Neraca / Timbangan : untuk mengukur / mengetahui berat benda (kentang dan gula).    
·         Gelas Kimia (4buah) : gelas untuk diisi air.                            
·         Batang Pengaduk : untuk mengaduk gula di dalam air.         
·         Tissu : untuk meniriskan kentang yang sudah direndam dalam larutan gula.

B.      Bahan – bahan dan fungsinya :
·         Kentang : sebagai bahan yang akan diamatidifusi dan osmosis.
·         Larutan Gula : sebagai bahan larutan perendaman kentang.
·         Aqua : sebagai bahan larutan perendaman kentang .

C.      Langkah – Langkah Kerja
1)      Pembuatan Larutan :
§  0%      : 100 ml air
§  5%      : 100 ml air + 5 gr gula pasir
§  10%    : 100 ml air + 10 gr gula pasir.
§  25%    : 100 ml air + 25 gr gula pasir.
2)      Kupas kentang lalu potong bentuk balok, sebanyak 4 buah ( A, B, C, D )
3)      Timbang masing-masing irisan kentang dan catat pada tabel pengamatan.
4)      Masukkan masing-masing potongan kentang yang telah di timbangan kedalam larutan gula dengan konsentrasi yang berbeda.
5)      Setelah 20 menit amati potongan kentang tersebut lalu keluarkan dari rendaman.
6)      Tiriskan pada kertas tissue lalu timbang kembali.


D.    Gambar Hasil Pengamatan :








”Penimbangan Pertama kentang sebelum perendaman pada larutan”








”Awal perendaman kentang sebelum 20 menit pada larutan air dan larutan gula”










”Penirisan kentang pada kertas tissue setelah perendaman selama 20 menit”














                A =  0% : 100 ml air                                              B = 5% : 100 ml air + 5 gr gula pasir











     C = 10% : 100 ml air + 10 gr gula pasir                        D = 25% : 100 ml air + 25 gr gula pasir

       ”Hasil akhir perendaman kentang setelah 20 menit pada larutan air dan larutan gula”



 











                ”Penimbangan kedua kentang setelah perendaman pada larutan”
E.      Tabel Hasil Pengamatan

Kentang
Sebelum Perendaman
Setelah
Perendaman

Keterangan

A

6.59 gr


6.59 gr

+ (bertambah)
Difusi (Tenggelam)

B

6.59 gr

7.00 gr

+ (bertambah)
Difusi (Tenggelam)

C

6.04 gr




5.95 gr





- (berkurang)
Osmosis (Mengapung)

D

5.02 gr


4.82 gr


- (berkurang)
Osmosis (Mengapung)

F.      Analisa Hasil
                  Pada percobaan ini terdapat 4 buah gelas (A, B, C, D), 3 gelas (B, C, D) yang berisi larutan gula dan 1 gelas (A) yang hanya berisi air. Pada masing-masing  gelas terdapat larutan gula yang berbeda konsentrasi, yaitu :
§  Gelas  A  berisi  100 ml air
§  Gelas  B  berisi 100 ml air + 5 gr gula pasir
§  Gelas  C  berisi 100 ml air + 10 gr gula pasir
§  Gelas  D berisi 100 ml air + 25 gr gula pasir
Keempat gelas tersebut dimasukkan masing-masing kentang yang berukuran sama. Berat awal  kentang pada gelas :
§  A  = 6.59 gr                                                     n       C = 6.04 gr
§  B  = 6.59 gr                                                                     n       D =  5.02 gr

Setelah  20 menit berat akhir kentang pada gelas :
§  A  = 6.59 gr, selisih 0.00                                   n       C = 5.95 gr, selisih 0.09
§  B  = 7.00 gr, selisih 0.01                                   n       D =  4.82 gr, selisih 0.02

                  Selisih berat awal dan berat akhir kentang pada gelas C dan D disebabkan karena peristiwa osmosis, yang mengakibatkan kentang tersebut mengapung.  Osmosis adalah perpindahan zat / air dari larutan konsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan berkonsentrasi  tinggi ( hipertonis ). Dalam percobaan ini proses osmosis terjadi pada cairan dalam sitoplasma yang memiliki konsentrasi  0.09 dan 0.02 yang berpindah ke larutan yang hipertonis yaitu larutan gula. Hal ini mengakibatkan cairan dalam sitoplasma berkurang sehingga berat kentang juga berkurang.
              Sedangkan pada gelas A dan B terjadi perpindahan air ke sitoplasma sel kentang sehingga berat kentang bertambah dan mengakibatkan kentang tersebut tenggelam dimana peristiwa ini disebut dengan peristiwa difusi.  Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah.
              Jadi, hipotesis alternatif berlaku, pada gelas B, C dan D karena terjadi perubahan massa sebelum dan sesudah perlakuan, serta adanya perbedaan konsentrasi terhadap kecepatan proses osmosis. Sedangkan hipotesis nol berlaku pada gelas A karena tidak ada perubahan massa kentang sebelum dan sesudah perlakuan.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1)     Difusi dapat diartikan perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi rendah (hipotenis).
2)     Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membran diferensial permeabel.
3)     Kentang yang direndam dalam larutan garam dan gula mengalami osmosis dimana kandungan air dalm kentang lebih besar sehingga air cenderung keluar yang menyebabkan berat kentang berkurang (hipertonis).
4)     Kentang yang direndam dalam air biasa mengalami difusi dimana kandungan air yang ada di luar kentang lebih besar sehingga air cenderung masuk dan menyebabkan berat kentang bertambah (hipotonis).

B.    Saran

§  Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, jika para pembaca ingin leih yakin dan percaya tentang penelitian ini, anda dapat melakukannya kembali dengan lebih teliti dan dengan penyempurnaan-penyempurnaan.





DAFTAR PUSTAKA

û    Amin Mohamad. 209.Biologi SMA/MA kelas XI. Jakarta : Bailmu.
û    Anonim, 2010, laporan praktikum difusi osmosis, http://izafaqih.blogspot.com/2010/12/laporan-praktikum-difusi-osmosis.html ; 14 mei 2011
û    Sembiring Langkah, 2005, Biologi. Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka